Kamis, 03 Agustus 2017

Pak Anak dan Remaja


PAK ANAK DAN REMAJA
I.                   PENDAHULUAN
Anak adalah individu yang unik yang mempunyai eksistensi,yang memiliki jiwa sendiri serta mempunyai HAK utuk tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan Iramanya masing-masing yang khas. Sedangkan Masa remaja adalah merupakan taraf perkembangan dalam kehidupan manusia, dimana seseorang sudah tidak dapat disebut anak kecil lagi, tetapi juga belum dapat disebut orang dewasa. Maka dari ini saya akan mencoba membahas Kenapa atau mengapa harus ada PAK pada Anak dan Remaja.

II.                PEMBAHASAN
2.1.Pendidikan Agama Kristen bagi Anak-Anak
2.1.1.      Pengertian Anak
Dalam KBBI anak merupakan keturunan yang dilahirkan, manusia yang belum dewasa/ masih kecil.[1] Anak adalah individu yang unik yang mempunyai eksistensi, yang memiliki jiwa sendiri serta mempunyai HAK utuk tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan Iramanya masing-masing yang khas.[2]Menuru para tokoh anak merupakan:
·         Menurut John Locke
Anak adalahpribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari orangtua yang sangat penting perannya dalam mengisi secarik kertas kosong itu mulai dari bayi.[3]
·         Menurut P.S Naipospos
Anak adalah individu yang berdosa memerlukan juruselamat. Dimana anak itu berdosa, dapat memahami kebenaran rohani, dapat memuji Tuhan dan dapat berkembang secara rohani. Dari segi usia, anak-anak adalah orang yang berbeda dalam umur, kedudukan sosial, daya pikir, dan dalam cara mengeluarkan pikirannya. Anak-anak juga selalu mendengarkan sesuatu yang menarik perhatian[4]
·         Mervin J. Tailor
Anak adalah seorang yang bertumbuh, seorang anak yang sedang berkembang dalam kebenarannya sendiri, berbeda dari yang lain yang sudah atau pernah menciptakan dan dengan sebuah potensial untuk mengisi apa yang diinginkan dalam kehidupan,[5]
·         Anak Menurut Alkitab

2.1.2.      Tujuan PAK Untuk Anak
·         Supaya mereka mengenal Allah sebagai pencipta dan pemerintah seluruh alam ini dan Yesus Keristus sebagai penebus, pemimpin dan penolong mereka
·         Supaya mereka mengerti akan kedudukan dan panggilan mereka selaku anggota-anggota Greja Tuhan, dan suka turut bekerja bagi perkembangan Greja di bumi ini
·         Supaya mereka mengasihi sesama oleh karna Tuhan telah mengasihi mereka sendiri.
·         Supaya mereka insaf akan dosanya dan selalu mau bertobat pula, minta ampun dan pembaharuan hidup pada Tuhan
·         Supaya mereka suka belajar terus mengenai Alkitab,suka mengambil bagian dalam kebaktian jemaat, dan suka melayani Tuhan di segala lapangan hidup.[6]
Adapun beberapa tujuan PAK  anak menurut beberapa tokoh, yaitu :
·         Friendeich W.A Froebel (Pendiri Taman Kanak-Kanak)
Flobel adalah anak bungsu dari lima laki-laki bersaudara. Ketika dia berumur 9 bulan ibunya meninggal. Ayahnya seorang pendeta, tinggal di sebuah desa Oberweissbach letaknya dihutan Thuringia, Jerman, Ia melayani 5000 penghuni dari 6 desa dari negri yang kecil. Menurut Froebel Pendidikan Agama Kristen adalah suatu proses pendidikan yang memperhatikan pengalaman rohani, dan bimbingan yang memperhatikan sifat rohani untuk mampu memperoleh gagasan dan proses untuk mengetahui.[7]
·         Johan Heindrich Pestalozzi (Pendiri Sekolah Dasar Modern)
Pestalozzi lahir pada tanggal 12 January 1746 di Zuruch, dia berasal dari keluarga Protestan. Kemudian Pestalozzi mendirikan sekolah pada anak-anak miskin dan mengajarkan tiga tujuan pendidikan yaitu: Memperbaiki akhlak para pelajar,  Mendidik untuk membaca, Menulis dan Berhitung, hasil dari keterampilan mereka digunakan untuk membiayai sekolah.[8]
·         Yohanes Calvin
Calvin lahir pada tahun 1509, ayahnya bernama Gerard Cauvin. Kemudian, karena kesempatan memperoleh pendidikan taraf menengah dia meninggalkan perdagangan kepunyaan keluarganya sejak waktu lama. Menurut Calvin pendidikan Agama Kristen adalah yang bertujuan mendidik semua putra putri gereja agar mereka terlibat dalam penelaan Alkitab secara cerdas sebagaimana dengan bimbingan Roh Kudus. Pendidikan Agama Kristen juga bertujuan mendidikan semua putra-putri agar mereka mengambil bagian dalam kebaktian dan memahami keesaan gereja, dan supaya mereka diperlengkapi untuk memilih cara-cara mengejawantahkan pengabdian diri kepada Allah Bapa dan Yesus Kristus dalam pekerjaan sehati-hari serta bertanggung jawab dibawah kedaulatan Allah demi kemulianny-Nya sebagai lambing ucapan syukur mereka yang dipilih dalam Yesus Kristus.[9]
·         Robert Raikes
Raikes lahir dari keluarga yang terhormat. Raikes memperkarsai suatu rencana untuk mendidik anak miskin pada hari minggu yang ia ejawatahkan dalam lembaga sekolah minggu walaupun seluk pendiriannya tidak seragam, namun Raikes memainkan peranan mencolok didalamnya.[10]

2.1.3.      Metode dalam PAK Anak
Metode pengajaran untuk anak-anak sebagai berikut:
a.      Seni (Art)
Anak- anak senang dengan kegiatan seni dan belajar untuk mengekspresikan diri mereka. Mereka menciptakan pemahaman Alkitab ntuk diri mereka sendiri juga kepada orang lain dalam kelas atau kelompok belajar. Contoh seni yang dapat dilakukan untuck pengajaran bagi anak adalah sebagai berikut: Gambar karton, pameran, menyusun kertas, peta, hiasan dinding, poster, drama, alat peraga, membuat slide.
b.      Drama
Menciptakan drama dapat memperkuat pemahaman anak-anak ketika mengekspresikan pemikiran mereka akan identitas mereka dalam drama, dan sebuah variasi drama akan memungkinkan mereka beraktivitas. Contoh drama yang dapat dipergunakan adalah: Drama wawancara, cerita pantonim, panggung boneka.
c.       Bentuk Komunikasi (Lisan)
Komunikasi memungkinkan akan selalu digunakan bentuk lisan guru dengan murid-murid juga murid dengan murid. Setiap pelajaran akan bergantung pada komunikasi. Jenis- jenis komunikasi yang dapat digunakan adalah sebagai berikut: quis, dialog interaktif ( Tanya Jawab).
d.      Bentuk Komunikasi dalam bentuk Tulisan
Kegiatan menulis menarik perhatian banyak anak-anak. Mereka punya kegiatan yang afektif untuk melaporkan dan merekamkan informasi, menggambarkan, menciptakan, dan mengeksprisakan ide-ide dan pemikiran mereka. Contohnya, Spanduk, permainan menyusun kata, menuli diary, puisi, menulis surat, puzzle.
e.       Games (Bermain)
Anak-anak menjelajahi dunia mereka dengan bermain. Bermain kegiatan yang efektif untuk mendapat dan mengulang informasi dan untuk belajar ayat-ayat Alkitab. Contohnya: Bermain Ayat Alkitab, menghubungkan kata-kata, teka-teki.
f.       Musik
Music digunakan untuk memuji pengalaman tetapi kegiatan music digunakan utnuk mengajar atau memberikan pemahaman untuk mengekspresikan diri mereka untuk merespon Alkitab dengan cara: Memilih lagu-lagu/ nyanyian kemudian menyanyikannya, menulis nyanyiannya dan mendengarkan music.
g.      Penelitian
Penelitian dan melaporkan adalah merupakan suatu metode kerja yang baik bagi anak-anak khususnya jika dalam penelitian ini dilakukan dengan bervariasi. Misalnya, meneliti objek, melaporkan, wawancara.
h.      Lecture (Sistem Kuliah-Seminar)
System kuliah atau seminar adalah suatu bentuk komunikasi yang merupakan suatu metode yang baik digunakan untuk mendapatkan informasi dalam batas waktu tertentu. Itu adalah metode yang efisien untuk menyampaikan pengajaran.

i.        Diskusi
Dalam diskusi ini adanya suatu kegiatan yang menjelajahi masalah dan jawaban dan mencoba untuk memecahakan masalah. Dalam pelaksanaan diskusi harus ada rencana dan juga stimulasi. Contohnya, debat, interview/ Wawancara, menyatakan pernyataan setuju atau tidak setuju.[11]
Selain metode diatas ada juga metode yang lain dalam pengajaran kepada anak seperti:
a.      Pengajaran melalui ekspresi
Dalam pengajaran ini, anak turut serta melakukan bahan ajaran tersebut, bukan hanya mendengar atau melihat namun kesan yang terdalam adalah melaksanakannya. Contohnya, menyanyi dengan music, berdoa, permainan jari, menempel gambar, melukis atau penulis, membuat teka-teki.
b.      Metode dengan alat peraga
Alat peraga yaitu alat pembantu (pelengkap) yang dipergunakan guru dan murid dalam proses mengajar, hal ini berguna untuk pengajaran yang lebih produktif, relavan dengan siswa secara perorangan. Jenis-jenis peraga seperti gambar-gambar cerita Alkitab, pemandangan alam, peta, symbol-simbol.
c.       Metode Pantomim
Murid-murid bermain sandiwara, hanya saja tidak berbicara. Guru dan murid yang lain membawanya cerita dan para pemain membawakan peranan mereka. Pantomime dapat juga dipakai sebagai permainan dalam kelasa yang kata-katanya digambarkan dengan gerak-gerik, kemudian maksud dan gerak pantomime itu harus diterka oleh murid-murid yang lain. Permainan ini dapat dilakukan menyerupai sebuah cerita pendek atau tentang seorang tokoh yang pernah dipelajari.
d.      Percakapan
Metode ini merupakan pertukaran pembicaraan tentang hal-hal yang menarik kedua belah pihak dalam pembicaraan. Anak suka bercakap-cakap tentang pengalaman atau hal=hal yang sedang mereka pelajari. Percakapan menunjukkan adanya perhatian guru dengan murid-muridnya.[12]

2.2.Pendidikan Agama Kristen bagi Remaja
2.2.1.      Pengertian Remaja
Masa remaja adalah merupakan taraf perkembangan dalam kehidupan manusia, dimana seseorang sudah tidak dapat disebut anak kecil lagi, tetapi juga belum dapat disebut orang dewasa. Taraf perkembangan ini pada umumnya disebut masa pencaroba atau masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Sebagian orang menganggap bahwa remaja merupakan sekelompok individu yang belum masih dalam pencarian jati diri. Pemudan dan remaja adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani berbagai macam-macam harapan, terutama generasi lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, generasi yang mengisi dan melanjutkan estafet pembangunan.[13]

2.2.2.      Tujuan Pelayanan PAK Remaja
Pencarian yang menggairahkan dan hidup merupakan kebiasaan kelompok usia ini.keberadaan yang manusiawi sering mempertinggi benturan. Kegairahan hidup muncul dari berbagai hal seperti mengambil resiko, terlibat dalam petualangan, dan mencari kesenangan. Namun sekarang masalah yang dihadapi adalah kegagalan mengenali konsekuensi atau akibat yang ditanggung sehingga kegagalan, frustasi, dan kesia-siaan terjadi[14], maka dari itu PAK hadir untuk:
Ø Untuk menyelamatkan para remaja dari ketimpangan dunia pendidikan masa kini.[15]
Ø Membangun filosofi yang Alkitabiah dan konstruktif unyuk melayani
Ø Membuka diri untuk gaya hidup mereka dengan mendorong sisi-sisi positif yang mereka miliki
Ø Mengenali gaya hidup mereka yang berbeda karena tempat dan tidak dapat di satukan dalam satu bentuk[16]

2.2.3.        Metode dalam PAK Remaja
Suatu masa kita dapat mendidik dan menyatakan remaja bahwa betapa pentingnya mereka bagi kristus, bagi gereja dan bagi dunia sekitar mereka. Anak-anak remaja ini berusaha membangun diri sendiri sebagai individu yang layak untuk menerima kasih Allah karena masa remaja adalah masa transisi yang amat meresahkan bagi seorang remaja.[17] Adapun metode-metode dalam PAK Remaja sebagai berikut:
·           Metode Ceramah
Metode ini sering dipakai dan dapat kita temukan dalam injil-injil bagaimana Tuhan Yesus menggunakan metode ini. Dengan metode ini Tuhan Yesus berusaha menyampaikan pengetahuan kepada murid-muridNya atau menafsirkan pengetahuan tersebut. Yesus juga mengajar dan memberikan bimbingan kepada murid-muridnya misalnya; dalam Mat 10 kedua belas murid menerima petunjuk-petunjuk dari Yesus untuk mengusir roh-roh jahat, melenyapkan segala penyakit dan memberitakan bahwa kerajaan sorga adalah dekat.
·           Metode Menghafalkan
Biasanya metode ini sangat dikecam  oleh banyak pendidik, tetapi secara propesional ia juga mempunyai adil bagi siapa saja yang belajar. Misalnya, untuk membenarkan tingkah laku atau gagasan yang sedang dikemukakan Yeus ( Mat 12:1-8 khotbah di bukit) dan kita juga dapat membuat ringkasan agar kalimatnya menjadi pendek dan mudah diingat. Sebagai contoh bukan orang yang sehat memerlukan tabib, tetapi orang yang sakit (Mat 9:12).
·           Metode Study Kasus
Dengan study kasus, orang didorong untuk memikirkan inti permasalahnnya untuk mencari jalan pemecahan. Jadi pengajar tidaak menjawab semua persoalan, melainkan jawaban harus diberikan oleh masing-masing peserta didik atau remaja belajar. Sebagai contoh, perumpamaan-perumpamaan yang diceritakan Tuhan Yesus sesungguhnya merupakan study kasus, dengan pendekatan ini Yesus mengundang para pelajar memanfaatkan akal dan imannya.
·           Metode Perjumpaan
Dengan metode perjumpaan, para pelajar ditantang secara langsung untuk mengambil keputusan. Metode ini juga digunakan Yesus namun tidak dengan bercerita. Contohnya seperti, Yesus mengajukan pertanyaan pribadi: ‘Tetapi apa katamu, siapa Aku ini.?’[18]
·           Metode Tanya Jawab : Guru- Murid
Metode ini menberikan kesempatan murid untuk Tanya jawab. Pertanyaan membuat intraksi dalam kelas menjadi hidup. Pertanyaan yang factual digunakan untuk mengimformasikan atau membuka diskusi. Seperti Paulus menggunakan arti kerja sama dalam Efesus 2:10-22. Ketika diskusi sedang berlangsung seseorang tukang kayu tiba-tiba masuk kelas. Barang kali dia akan menjawab dan bergabung dan bekerjasama. Seperti diungkapkan Paulus, kita mungkin menggunakan sebuah bangunan sebagai ilustrasi supaya terjalin kerjasama antarjemaat.
·           Metode Kelompok
Metode kelompok untuk mendorong murid untuk berinteraksi dalam kelompok kecil, menuangkan ide-ide atau pengetahuan baru menerapkan kebenaran firman Tuhan dan membuat murid tertarik dan berpastisipasi secara bersama- sama dengan setiap kelompok berdiskusi untuk mencari jalan keluar. Sehingga laporan yang dibuat setiap kelompok dapat dipakai dan berguna untuk masa yang akan datang.[19]





III.             KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas saya menyimpulkan bahwa masa anak-anak adalah masa dimana mereka sedang bertumbuh dan yang sedang berkembang dalam kebenarannya sendiri. Begitu juga dengan Remaja dimana mereka berada dalam masa dimana seseorang sudah tidak dapat disebut juga anak kecil lagi, tetapi juga belum dapat disebut orang dewasa. Itu sebabnya perlunya menanamkan dari awal PAK pada mereka agar mereka mampu dan sadar akan kebenaran Tuhan Yesus dan dapat menumbuhkan iman mereka.

IV.             DAFTAR PUSTAKA
Baltner Doris, Metode Mengajar Anak-Anak Sekolah Minggu, Bandung:IKAPI,2006
Boehlke, Robert R. Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen, BPK-Gunung Mulia, Jakarta: 1997
Deli dan B.M Ali,., KBBI, Bandung: Penabur Benih, 200
D. Gunarsa Singgih, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, Jakarta: BPK-GM, 1987
Gultom Rida, PAK Kepada Anak-Anak, Medan: CV Mitra, 2011
Ismail Andar, Ajar Mereka Melakukan,Jakatra: BPK GM, 2012
I.H.Enklaar,E.G Homrighausen, Pendidikan Agama Kristen, Jakarta: BPK-GM,2013
J. Tailor Marvin, to Christian Education, Nashville: a bigdon Press, 1984
Kristianto Lilik Paulus, Perinsip dan Peraktika PAK,Yogyakarta: ANDI, 2006
Luis Ubra Tri dan Astuti, Pendidikan Agama Kristen Remaja, 1997
Naipospos, P.S, Penuntun Sekolah Minggu, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/ OMF, 1988
Nuhamara Daniel, Pendidikan Kristen Remaja, Jawa Barat: Jurnal Info Media, 2008
Nuhamara Daniel, pembimbing Pendidikan Agama Kristen, Yogyakarta: ANDI Angota Ikapi,2008
Robert R. Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen dari Plato Samapai Ignatius Loyola,Jakarta:BPK-GM,2009
Shinduta,Membuka Masa Depan Anak-Anak Kita, Yogyakarta: KANSIUS, 2000


[1] Ali, M.B dan Deli, KBBI, (Bandung: Penabur Benih, 200),41
                [2] Shinduta,Membuka Masa Depan Anak-Anak Kita, ( Yogyakarta: KANSIUS, 2000 ), 83
[3] Singgih D. Gunarsa, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, ( Jakarta: BPK-GM, 1987), 16
[4] P.S. Naipospos,Penuntun Sekolah Minggu, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/ OMF, 1988),20-23
[5] Marvin J. Tailor, to Christian Education, (Nashville: a bigdon Press, 1984), 174
[6] E.G Homrighausen, I.H.Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: BPK-GM,2013), 121-122
[7] Robert R. Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen, (BPK-Gunung Mulia, Jakarta: 1997), 87
[8] Robert R. Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen, 108-191
[9] Robert R. Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen dari Plato Samapai Ignatius Loyola,(Jakarta:BPK-GM,2009),342
[10] Robert R. Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen, 379-384
[11] Rida Gultom, PAK Kepada Anak-Anak, (Medan: CV Mitra, 2011),54-55
[12] Doris Baltner, Metode Mengajar Anak-Anak Sekolah Minggu, (Bandung:IKAPI,2006) 26-29
[13] Tri Astuti dan Luis Ubra, Pendidikan Agama Kristen Remaja, ( 1997), 4
[14]  Paulus Lilik Kristianto, Perinsip dan Peraktika PAK,95-96
[15]  Andar Ismail, Ajar Mereka Melakukan,(Jakatra: BPK GM, 2012), 140
[16] Paulus Lilik Kristianto, Perinsip dan Peraktika PAK,(Yogyakarta: ANDI, 2006), 96
[17] Daniel Nuhamara, Pendidikan Kristen Remaja, (Jawa Barat: Jurnal Info Media, 2008), 14-15
[18] Daniel Nuhamara, pembimbing Pendidikan Agama Kristen, ( Yogyakarta: ANDI Angota Ikapi,2008), 84-85
[19] Paulus Lirik Kristanto, Prinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen, (Yogyakarta: ANDI Anggota Ikapi,2008), 84-85

Tidak ada komentar:

Posting Komentar